DUA KISA BERBEDA DIWAKTU YANG BERBEDA dan TEMPAT YG BERBEDA
Tersebutlah sebuah kisah seorang tukang service ac disalah satu Hotel berbintang di benua Paman Sam, karena keasikan bekerja didalam mesin Ac sehingga tidak menyadari kalau hari senja telah tiba.
Saat sang penjaga keanmanan berkeliling mendapati salah satu pintu ac pusat masih terbuka, karena mengira semua pekerja suda pulang sang Satpam mengunci dari luar sehingga si pekerja ini terkunci dalam ruang AC tanpa seorangpun mengetahui
Keesokan harinya didalam AC pusat itu ditemukanlah pekerja AC ini meninggal kedinginan, selidik punya selidik ternyata Pusat AC itu tidak menyalah karena sudah seminggu Rusak dan tidak berfungsi
Lalu apa kira-kira penyebab si pekerja ini meninggal kedinginan padahaL saat itu musim panas??
selidik punya selidik ternyata didinding rangan AC pusat itu sang pekerja ini menulis " Semakin dingin udaranya...semakin dingin sehingga saya semakin menggigil kedinginan, udaranya semakin dingin dan semakin dingin badan saya sudah semakin kaku, udaranya semakin mendekati minus derajat dan sebentar lagi saya pasti Meninggal
itulah ahir kisa sipekerja ini ditemukan pagi harinya dalam keadaan meninggal dengan badan tertelungkup seakan meninggal karena kaku kedinginan.
Nun jauh disana dipuncak Everest diwaktu yang berbeda...
Sebuah kisah nyata pada Jumat 10 Mei 1996 sekelompok pendaki Gunung Everest terserang badai ganas yang sebagaimana kita ketahui bahwa puncak salju Abadi itu tidak dapat diprediksi cuacanya kerena setiap saat bisa saja tiba-tiba badai,
Para kelompok pendaki tersebut terserang badai kemudian salah seorang dalam tim itu bernama Beck Weathers terhempas oleh badai dan terjatuh kedalam jurang sekitar 15 meter.
menjelang soreh regu penyelamat menemukan lokasi dimana jurang tempat Weathers jatuh namun karena hari sudah malam dan tempat jatuhnya juga sangat sulit untuk dihjangkau serta Anggapan Wiathers juga sudah tidak mungkin tertolong lagi maka para regu penyelamat itu memutuskan untuk mengevakuasi pada besok Paginya
Jauh dalam jurang itu Weathers ternyata mulai sadar dari pingsannya namun hampir seluruh tubuhnya tidak bisa digerakkan, didalam hati kecilnya muncul dan berkecamuk berbagai perasaan serta kematian membayanginya.
disaat mulai putus asa itulah terbayang wajah Anak dan Istrinya seakan memanggil-manggil Weathers
Dalam hati kecil Weathers muncul suatu perasaan keyakinan kalau dia tidak boleh Meninggal, "Aku harus hidup dan kembali ke Anak dan Istriku" demikian bisik hati Weather, dengan sisa tenaga dia bangun dan mulai melangkahkan kakinya walau seluruh anggota badannya sangat sulit digerakkan tetapi karena keyakinan dalam dirinya Weather terus bergerak langkah demi langkah dalam balutan salju yang sudah seakan hampir menyatu dengan kulitnya ditengah malam buta tanpa bantuan penunjuk arah Weathers terus melangakah tanpa memperdulikan sakit dan dingin serta kaku diseluruh tubuh karena kedinginan.
menjelang siang saat tenaganya benar-benar habis Weather terjatuh didepan tenda dan ajaibnya itu persis didepan tenda para regu penyelamat yang sebelumnya sudah mengangap Weathers sudah meninggal, bahkan kabar itupun sudah disampaikan ke keluarganya.
dengan Cekatan para regu penyelamat membuka baju yang dikenakan sampai dipotong Dan disiramkan Air panas karena suda sangat susah dipisahkan dengan tubuhnya dan Sungguh Ajaib kekuatan Pikiranlah dan keyakinan yang membuat Weathers dapat selamat dari badai salju itu.
Dua cerita diatas menggambarkan begitu luar biasanya sebuah pikiran,
Pikiran dapat Membunuhmu kalau dipikiranmu adalah kematian DAN
Pikiran dapat menyelamatkanmu kalau pikiranmu adalah kehidupan
Maka isilah pikiran kita dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat, jangan isi pikiran kita dengan hal-hal negativ yang bisa membunuh kita secara perlahan
ProF Yohanes Surya dalam Bukunya "Mestakung" Menulis bahwa pada saat Engkau menyakini sesuatu maka Semesta akan mendukung apa yang kamu yakini, dan alam sekitarpun akan mempertemukan kamu sesuai dengan apa yang Engkau Yakini.
Disarikan dari berbagai buku
Jakarta 18 Desember 2016
Ardian Madika